Media Online sebagai Kekuatan Televisi
Masih suka menonton Televisi di ruangan bareng keluarga, sambil berbincang-bincang, memakan cemilan dan bersenda gurau bersama? masih senang membicara program acara TV dengan keluarga. Menunggu program acara favorit di TV? masih adakah itu semua di jiwa kalian???? lalu sekarang dengan perubahan teknologi akankan TV masih ada? pertanyaan itu yang selalu ada dipikiran saya ketika dunia online dan digital sudah banyak digandrungi para anak muda sekarang. Lalu, akankah nanti kita bisa menonton TV dimana saja kita mau? dengan benda yang praktis memudahkan kita untuk mengaksesnya. Apakah TV akan selalu ada dihati penontonnya?
Televisi tetap menjadi nomer satu
di Indonesia selain itu Televisi merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat
luas, sumber pengetahuan dan banyak ilmu yang mudah di dapat dengan menonton
Televisi mendapatkan berbagai informasi terutama, TV sebagai hiburan. Namun, di
era globalisasi ini media online atau digital sudah menjadi wacana yang sering
diperbincangkan. Dengan media social kita mampu diberikan kemudahan. Lalu, dimana
kita dapat menonton TV?
Akankah TV Online berkembang pesat di Indonesia?
Menurut Dion Widhi Putra, seorang
creative trend manager sekaligus youtube content creator, “dalam Konteks
media online, ada diantaranya youtube
content dan Televisi Online.
Kedua hal tersebut sebenarnya agak beda.”
Sekarang ini kita berbicara
konteks nya TV online yang mempunyai
acara mingguan kemudian, itu semua dapat kita tonton di youtube. “Sekarang semua orang bisa mempunyai stasiun Televisi,
keuntungan jika kita tahu cara mengurus dan menggunakan youtube dengan baik seperti kita memiliki TV sendiri disitu”, jelas
Dion. (Minggu, 2/11/14)
Bahkan kita sendiri dapat membuat
TV online, salah satunya dengan cara
membuat konten dan program nya dikasih ke sponsor. Serta, kita juga tidak perlu
memikirkan server, channel, dan segala macamnya. Hanya dengan upload video dan memikirkan gimana cara
menjualnya kepada produsen iklan. Namun, perkembangan dunia digital ini, ada
dari mereka yang membuka peluang untuk menjalankan itu semua menjadi suatu
bisnis.
![]() |
photo : Dion Widhi Putra,creative trend manager sekaligus youtube content creator |
“Sebenernya dari segi digital agency mereka sudah melek, ada
tiga point yaitu, management, youtubers,
dan agency. Kemudian, tiga roda itu
yang membuat kondisi industrinya bisa jalan atau tidak. Bahkan saat ini, Youtubers yang tercatat dengan konten
yang aktif dan tergolong professional hanya 142 dari seluruh Indonesia”, ujar
Dion.
Ketika media online youtube sudah di gemari anak muda, “yang disayangkan viewers Indonesia dalam cara berprilaku
online nya belum seperti orang luar negeri. Seperti jika mereka suka itu,
mereka like, comment dan share. Kalau
di Indonesia hanya di view saja dan
di download”, ungkap Dion.
Dalam perkembangan TV Online dan Youtube content untuk di Indonesia belum terlalu banyak saingannya.
“Namun, yang menjadi tantangan sekarang,
karena di Indonesia cuman ada satu TV online kaya saya, perusahaan di luar negeri ingin masuk ke
Indonesia semua. Lalu, ini tahun yang tepat buat kalian membangun sesuatu dan
di tahun ke sepuluh ketika orang-orang ini selama sepuluh tahun udah
menghidupkan cara baik internetnya, kalian akan menjadi sesuatu pasti”, jelas
Dion seorang creative trend manager.
Dalam dunia online digital ini selalu banyak perubahan yang secara cepat,
membuat para creator muda untuk tetap
berkarya dan kita akan selalu belajar terus dengan seiringan waktu. Terlebih
Kalau internet Indonesia sudah setara seperti yang diluar negeri, tidak usah
menunggu 10 tahun bahkan 5 tahun udah bisa maju dengan membuat video konten
yang original, sebaliknya jika internet di Indonesia tidak semakin baik, TV Online ini tidak akan berkembang dan
sama saja, ujarnya.
“ Yang menjadi istimewa di
youtube itu kan jika video yang diupload bisa di comment dan bisa langsung balas oleh creator nya, jadi jarak antara creator
dengan viewers itu terasa dekat”,
ujar Dion seorang Youtube content creator.
Saat TV terlalu sering mendapat
teguran oleh KPI. Apakah dalam dunia digital mengenal KPI? Dengan rencana KPI
akan masuk ke dalam ranah online. Bahwa
aka nada pembatasan konten video yang akan liris di Indonesia. “Kalau bicara
soal kebebasan, sudah tidak bisa bebas lagi. Sekarang peraturannya harus kita
lawan. Internet milik seluruh dunia dan semua nya, seharusnya moralitas saja
sih, orang dibatasi tapi yang sudah mengerti dibiarkan dengan tanggung jawab
sendiri. Nah, seorang viewers harusnya
memiliki tanggung jawab dan itu yang tidak ada di Indonesia”, ungkap Dion.
Bagaimana Nasib Televisi di Masa Depan?
Dalam media Televisi itu
persaingan tetap ada, dengan melihat rating
dan share itu terlihat mana saja
yang bagus, seperti acara yang konten-konten nya mempunyai ilmu dan hiburan
sesuai dengan minat khalayak. Dengan banyaknya stasiun TV local maupun
swasta, persaingan dalam industri
Televisi di Indonesia semakin ketat.
Tanpa iklan atau sponsor apa
jadinya Televisi. Namun, seiringnya berjalan waktu sponsor tidak melihat TV itu
seksi lagi, karena TV sekarang menjadi Kalangan Menengah kebawah. Lalu, sebagai
produsen iklan dengan memakai dana promosi yang ada, apakah iklan akan beralih
ke media online?
![]() |
photo : Sakti Parantean, seorang Producer sekaligus Film Director |
“Supaya efektif, saya akan lebih memanfaatkan
media digital. Seperti sosial media, kemudian membuatnya di youtube, karena
digunakan oleh kalangan executive
muda, tanpa ketentuan durasi dan tidak kena KPI. Produsen iklan sudah mulai
masuk kearah sosial media, makin lama porsi untuk di sosial media makin besar lebih
murah, lebih terjangkau dan untuk TV lama-lama tidak ada”, ujar Sakti
Parantean.
Dengan image TV untuk kalangan
menengah kebawah dari sisi sponsor pun tidak takut untuk masuk kedalam suatu
program acara yang diminati dan disukai masyarakat Indonesia, selagi tingkat
share nya masih cukup tinggi. “Apalagi, konten yang disukai menjadi daya Tarik
penonton Indonesia, itulah yang menjadi salah satu kekuatan dalam program
acaranya. Bahkan, membuat sponsor tetap berani untuk memasang iklan sesuai dengan
konten program acaranya”, ujar Ibnu.
“Kalau dari sisi iklan untuk ke Televisi range nya masih besar karena semua orang
Indonesia mempunyai Televisi”, ujar Dion.
Menurut Ibnu Fadhilah, salah satu
creative production, “Televisi zaman
sekarang mempunyai saingan yang banyak. Seperti, siaran bola secara langsung
sekarang ini tidak dapat dinikmati oleh kita masyarakat menengah kebawah,
karena TV swasta tidak dapat menyiarkan langsung untuk orang Indonesia yang
inginnya gratisan. Kemudian, mau tidak mau kita harus membayar dengan ada nya
TV Cable atau streaming video, dan siapa yang mau nonton itu semua harus bayar.
Lalu, share TV jadi tidak terbagi”, ungkapnya.(Jumat/31/10/14)
![]() |
Ibnu Fadhilah, salah satu creative production |
“Televisi tak akan mati, tetapi
akan terus berkembang walaupun nantinya
kita akan menonton di media online
seperti youtube.” ujar Ibnu. Dengan
mempertahankan acara Televisi agar tetap menjadi daya Tarik penontonnya dengan
mengembalikan keistimewahan Televisi,
yaitu “memberikan tayangan dan isi konten ide-ide kreatif untuk
menunjukkan acara itu berkelas dengan mendatangkan ide-ide yang wah”, jelasnya.
Menurut Sakti Parantean, seorang
Producer sekaligus Film Director. “Memang Televisi tak akan mati, tetapi
tradisional TV yang setiap lima menit, dua menit sekali ada iklan itu yang akan
lewat”,ungkapnya.(Senin,27/10/14)
Menurut Dion Widhi Putra, seorang
creative trend manager, “Televisi tak
akan mati, Televisi tetap nomer satu, selama ada orang yang belum memiliki
akses internet, Televisi akan selalu ada di Indonesia. Setiap, hiburan selalu ada
kelasnya dan kondisi masyarakat
Indonesia masih menengah kebawah. Itulah yang membuat Televisi yang bisa
dikatakan tidak akan mati secara Industri, tapi dia akan mati secara konsep dan
kreativitas”, ujarnya.
![]() |
photo : Dion Widhi Putra yang sedang diwawancarai |
Seperti sekarang ini beberapa
stasiun Televisi tidak variatif dan tidak menyajikan pilihan yang banyak.
Karena banyak kepentingan yang lain sehingga penontonnya tidak di didik untuk
menonton acara yang bagus. “ Semua itu kaya lingkaran setan, yang nonton betah,
yang nonton gak punya pilihan untuk nonton
acara lain karena dia tidak mempunyai internet, tidak tahu cara pakai youtube
dan social media yang bener dan dia tidak punya tontonan yang lain”, ujar Dion.
Televisi mungkin bisa mati jika,
kreativitas dan evolusi program acaranya, dengan masih tahap meniru dan membuat
sesuatu yang baru. Kemudian, kalau misalnya sekarang teknologi nya sudah maju,
masyarakatnya sudah tahu banyak menggunakan internet dan semua video content di youtube. “Mungkin, sebentar lagi TV akan kalah dengan Internet,
tetapi secara isi atau konten video”, ujar Sakti.
Banyak sekarang stasiun Televisi
swasta memanggil anak muda yang mampu dikasih tantangan baru dan membuat
sesuatu yang baru. Dengan banyak membuat para penontonnya tidak bosan acara
yang tidak monoton. Lalu, “Sebenarnya yang dying
itu bukan TV nya, tetapi orang-orang tua yang mereka tidak mau belajar lagi dan
akan tersingkir”, ungkap Dion.
Apakah TV bisa memanfaatkan media online sebagai salah satu kekuatan
dan penunjangnya?
Ada beberapa stasiun Televisi
sudah mulai memanfaatkan media online sebagai salah satu penunjang untuk
kepentingannya. Diantaranya mereka sudah mulai mempraktekannya, seperti program
acaranya tetap tayang perdana di Televisi. Namun, jika kita ketinggalan
acaranya bisa lihat lagi acaranya di media online.
![]() |
http://media.gopego.com/media/news/2012-12/10/gopego-apple-appletv-big |
“Itu sudah membuat Televisi
semakin kuat dengan memanfaatkan media online, itu yang membuat Televisi tidak
mati, tetapi selalu ada strategi yang baru agar TV tetap hidup. Kemudian, Jika
TV berkembang dengan menggunakan cara online, penonton pun akan dikasih suguhan
yang berbeda dan memiliki pengalaman baru, membuat TV akan tetap hidup. Kalau
tidak mau mati dia harus memakai media online sebagai sarana penunjangnya”,
ujar Dion.
“Kita perlu TV tetapi, tetap
bentuknya akan beda, nantinya itu interaksinya akan lebih banyak interaktif
dengan website dan segala macam”, ungkap Sakti.
“Kunci entertainment penonton disuguhkan pilihan yang banyak dan tidak
terikat. Televisi harus bisa membangkitkan keistimewaan dari dia. Bangkitkan interaksi penonton dan acaranya lewat media social, penunjang yang paling
cepat. Kalau dengan cara lama sih gak mungkin bertahan”, ujar Dion.
Televisi akan selalu ada untuk kita nikmati dan tonton. Jangan takut bahwa Televisi akan mati. Selama ini, yang akan menjadi kekuatan untuk Televisi adalah media online yang akan menunjang semuanya. Televisi akan memanfaatkan itu semua dengan baik agar penonton dan produsen iklan tetap bersamanya. Televisi akan memberikan sesuatu yang baru kepada penonton dengan mengkolaborasikan lewat media sosial.-AS-
FESTIFAL POKER YANG DIADAKAN SETIAP TAHUN INI AKAN DIGELAR KEMBALI. KAMI SELAKU SITUS POKER ONLINE UANG ASLI AKAN MENGAJAK ANDA SEMUA UNTUK BERGABUNG BERSAMA KAMI DAN MERAIH SEMUA HADIAH YANG TELAH DISEDIAKAN TANPA DI UNDI.
ReplyDeleteFESTIFAL POKER 2019
8 PERMAINAN DALAM 1 USER ID :
*ADU Q
*BANDAR POKER
*BANDAR Q
*CAPSA SUSUN
*DOMINO 99
*POKER ONLINE
*SAKONG
*BANDAR 66 (NEW)
HUBUNGI KAMI !!
WA: 0812.2222.996
BBM : PKRVITA1 (HURUF BESAR)
Wechat: pokervitaofficial
Line: vitapoker
JUDI POKER ONLINE UANG ASLI
KARTU POKER ONLINE