Menjalani dalam Diam


Pertama sejak mengenalmu aku tak tahu harus berkata apa. Yang jelas aku senang dapat mengenalmu walau sekedar mengenal dan hanya melihatmu dari jauh. Mungkin, ini singkat tapi mencoba berjalan sendiri menikmati hiruk pikuk kota dalam kesendirian yang sedangku jalani. Mencoba bertahan tanpa harus memperdulikan perkataan orang.

Perkenalan singkat kita di mulai saat aku sedang melakukan kerja praktek. Ketika itulah kisah kita di mulai. Pertama di mulai dengan melihatmu dari kejauhan, lalu coba mengenalmu dari orang lain, dan terakhir mencoba menyapa.
Kisah tanpa judul kali ini hanya membuat aku terhanyut dalam diam. Diam seribu bahasa, aku menganggumi mu aku terlalu berharap padamu. Aku terlanjur terpana denganmu. Mungkin karena auramu yg membuat aku terpana. Entahlah mau di katakan seperti apa pada akhirnya kita saling mengenal hingga dapat saling berkomunikasi.

Aku hanya seorang gadis kecil yang terlalu sibuk untuk memikirkan sekolah dan engkau yang sibuk membahagiakan kedua orangtua mu. Menyesal? Sungguh tidak pernah terlintas di hati atau pikiran ku bahwa aku menyesal mengenalmu.

Aku kalau dikatakan orang yg paling bahagia dapat mengenalmu. Mengenal sisimu dari jauh dalam diam.
Diam adalah emas kata suatu ungkapan yang membuatku hanya dapat terdiam seketika.

Seiring berjalannya waktu kita saling berbincang, bertatapan bahkan tertawa bersama. Aku yang terkadang masih heran bahkan tidak percaya bisa duduk disampingmu berbicara dengan jeda yang panjang. Aku terlalu menunggu jeda. Aku yang selalu menjadi pendengar setiamu dikala engkau bercerita panjang. Aku suka manjadi pendengarmu mulai dari kisah senang, lucu bahkan mengenaskan.

Aku ingin bersama engkau. Mungkin aku datang diwaktu yang tidak tepat. Tetapi, aku akan menunggu waktu yang tepat itu datang dan kita nikmati jeda kita bersama.

Aku yang selalu menyukai cerita pendekmu, aku selalu suka akan candaanmu, aku yang ingin menjadi teman hidupmu hingga saatnya tiba. Mungkin akhir-akhir ini engkau sibuk hingga lupa akan cerita kita. Akan semua rencana kita untuk berlibur. Mungkin engkau juga lupa perihal tentang CV yang akan kau kirim untukku nanti.
Hanya ada dua pilihan dan mencintai itu pilihan. Ketika aku hanya dapat bersabar akan semua nya mungkin engkau sudah berjalan dengan pilihanmu yg lain. Tak apa, karena tak perlu memilikimu.

Bahkan mendoakanmu bahagia saja sudah cukup. Aku bahagia sejak awal bertemu engkau hingga sekarang, walau engkau tak pernah berbagi kabar berita. Ku berharap engkau selalu bahagia. Selamat berbahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Analisa Program Sitkom "Tetangga Masa, Gitu?"

Style Cantik Saat Mendaki Gunung

Pelangi diujung Senja