Senja yang selalu Merindukan Hujan (Part1)

aku seseorang yang hidup dengan deburan ombak dan tataran pasir yang berwarna warni. Rasanya seperti hidup didunia yang paling luar biasa, alam selalu saja menemani kisahku ini. Mungkin bagi ku keindahan yang dapatku nikmati saat ini membuat para kalian yang hidup di kota besar iri. Disini aku menata keheningan jiwa yang membasuh jiwa dengan sentuhan bintang dimalam hari dan gemuru ombak yang selalu menemani ku. 

Cukup membosankan kegiatanku setiap harinya, hanyalah aku yang menikmati keindahan ini seorang diri. Memang tak mudah bagiku untuk bersosialisasi dengan orang sekitar, jelas aku hanya orang yang tiba-tiba datang karena aku merasakan terasingkan dikota besar. Belum lama aku tinggal di tempat terpencil ini, baru beberapa bulan saja aku tak pernah lelah untuk menganalisis keadaan alam yang sering berubah.

Tugasku disini hanya melihat, mendengar dan seringkali bertanya walaupun pertanyaan yang dibalas dengan pertanyaan. Cukup gila memang pertanyaan ku banyak yang tak terjawab disini. Membuat aku rindu akan kota besar ku itu, mengenaskan sekali tak ada sama sekali hiburan disini. Apalagi, saat aku harus ditinggalkan oleh dia. 

Cuaca di tempat  ini sangatlah gersang,tak menikmati suasana pada siang hari ataupun malam hari sekalipun. Tepatnya, sore hari ini aku harus bekerja… hal yang indah ini aku rasa hanya aku yang bisa menikmati suasana indah ini. Menganalisis keindahaan yang selalu berubah warna, komposisi dan gradasi yang terkadang unik.
Tak pernah terlepas dari satu botol kopi dan catatan kecil yang selalu aku bawa, inilah kegiatanku mencatat dan membungkus nya dengan tataran syair dan lirik yang menggugah hati buat para penikmatnya. Kata-kata indah ku tulis hanya untuk dia, iya dia. 

Dia yang selalu ada dalam bayangan hidupku bahkan mengikuti ku sampai ketempat terpencil ini. Hebat bukan, dia hanya ada dalam lubuk hati ku, tak sanggup untuk menghadirkan nya dalam bentuk nyata, karena dia bukan yang pertama dan terakhir buat ku. Mungkin khayalan ku saat ini ditempat indah ini dapat menikmati senja yang warnanya pekat kemerahan seperti wajahku saat awal bertemu dengan dia.


Aku rindu, jelas sangatlah rindu dengannya. Aku ingin menikmati keindahan ini bersamanya wahai hujan yang lama kunanti kehadirnya, bahkan tak mungkin untuk hadir kembali. Sangatlah susah bagiku menutup hatiku untuknya, entah kenapa hanya dia yang mampu membuat senja berwarna pekat kemerahan, serta orange yang cukup pudar pun sekaligus dia pun dapat membuat senja berubah warna menjadi kebiru-biruan. Bintang pun tak sanggup menutupin rasa rindu ini, rindu yang amat terdalam padanya Hujan. Hujan yang membuat aku menjadi seperti ini, menutup diri, menelan kesepian dan kerinduan ini dalam-dalam. 

Comments

Popular posts from this blog

Analisa Program Sitkom "Tetangga Masa, Gitu?"

Style Cantik Saat Mendaki Gunung

Pelangi diujung Senja