HUJAN YANG MENJADIKAN KITA


Hujan yang selalu menemani hari-hariku dengannya, hujan yang seolah-olah menjadikan kita ada. Hujan yang datang tiba-tiba serta tidak sengaja kaulah yang menciptakan hujan. Malam itu, jelas hanya ada kita disisi ruang yang ditemani oleh suara gemericik tetesan air yang cukup banyak, disertai  beberapa sambaran kilat dan suara gemuruh langit. Aku ingin sekali hujan cepat reda karena saat itu hari semakin gelap, banjir pun tak terelakan. Rasanya sial sekali  hujan dimalam hari bersamamu. Kau sangat dingin sosok yang cuek,diam,jutek, dan bicara selalu seadanya saja, tetapi dia selalu bilang kepadaku kalau hujan adalah berkah dan anugerah dari tuhan. Hujan reda kita pun melanjutkan perjalanan pulang, ia selalu menghantarkan pulang dan selalu hujan jarang sekali kita menikmati pemandangan langit yang berisikan bintang dan bulan. 

Selalu saja hujan, cukup kesal karena jelas aku tidak menyukai hujan, sedangkan ia adalah penikmat hujan. Tidak hanya sekali dua kali kita merasakan hujan namun, cukup sering hujan yang membuat pakaian kita basah dan badan kita kedinginan. Indahnya hujan selalu kita rasakan saat kau dan aku layaknya pasangan yang sedang memadu kasih. Banyak sekali pengorbanan dia yang selalu membuat hatiku luluh. Seindah saat kita bercanda berbincang ia tak sekali pun menatap mata ku. 

Sosoknya sangatlah membuatku hangat saat hujan tiba, ketika matahari pun tak tampak hujan yang mencoba mendekup tubuhku. Mungkin dinegaraku hanya ada 2 musim yang kini sudah tidak jelas periodenya. Aku pun tak dapat membedakan sekarang bulan penghujan atau tidak tapi yang jelas hari-hariku bersamanya seperti dimusim hujan.  Hingga senja disore hari pun tak dapatku nikmati karena sosok hujan yang selalu menemaniku. Indahnya hujan selalu mendekapku untuk selalu disampingmu, karena dialah  yang memberikan beribu-ribu rasa sayang yang besar kepadaku, ketulusan cintanya lah yang mengantarkan aku kepadanya. Kita dekat karena hujan begitupun kita menyatukan hati melalui hujan, sangat derasnya hujan malam ini yang membuat suasana hatiku gelisah, karena sejak malam itu dia pergi meninggalku. 

Entah kemana aku pun tak tahu selalu saja dia memberikanku kejutan tiba-tiba dia datang kepadaku dengan tubuh yang basah dan kedinginan karena abis menerjang hujan. Dia datang kepadaku hanya ingin menikmati hujan bersamaku, hal yang terlalu bodoh menurutku. Buat apa kau datang hari saat hujan deras kau malah nekat menemuiku, ujarku dengan nada sedikit kesal dan mata melotot kearahnya. Namun, dia hanya menjawab, ingatkan dengan sedikit tersenyum yang menahan dingin. Aku sangat mengenalnya seperti dia mengenalkaan aku dengan hujan. Hujan yang selama ini bersama-sama kita. 

Akhirnya malam ini kita menghabiskan waktu berdua, duduk diteras dengan menikmati hujan dan secangkir kopi. Banyak hal yang kita bicarakan dari hal yang konyol sampai hal yang romantis tentang kita, hingga malam larut dan hujan cukup reda dia segera pulang untuk beristirahat. Malam yang indah dan cara kita menikmati keberkahan yang tuhan kasih, love you adalah sepenggal kata-kata terakhir yang dia ucapkan sebelum pulang menuju rumahnya.


Comments

Popular posts from this blog

Analisa Program Sitkom "Tetangga Masa, Gitu?"

Style Cantik Saat Mendaki Gunung

Pelangi diujung Senja