(Masih) Menghabiskan EGO
Mungkin
dari kalian berfikir ego adalah sesuatu yang harus ditahan, dibuang bahkan
diabaikan. Ya setiap orang memiliki ego yang berbeda. Ketika hidup dengan kesendirian
dan masih dalam naungan kasih sayang keluarga, ego yang membuat kamu memilih
untuk menjalankan hidup. Aku yang masih terbilang menuju tahap menghabiskan ego,
mencoba membuat ego yang ku punya lebih banyak. Jelas saja, masih banyak mimpi
yang belum ku raih. Untuk membicarakan mimpi agak sulit untuk meraihkan
sekaligus. Mimpi ku terlalu banyak dan belum semua terealisasikan.
Mimpi
yang harus menyelesaikan pendidikan, mimpi foto dengan memakai toga, mimpi
berkeliling indonesia, dan masih banyak lainnya. Aku sadar mungkin waktu ku tak
banyak untuk menggapai semua mimpi itu.
Waktu ku masih tahap mencari kesenangan dan menyibukkan diri saja,
entahlah dengan begitu batin ku terasa tenang. Usia yang hampir tak remaja lagi
yang membuat aku harus selalu berfikir menjadi seseorang yang lebih baik dan dewasa.
Suatu
hari nanti aku akan hidup bersama pendamping kelak. Entahlah siapa yang sudah
ditakdirkan Allah untuk mengisi hari-hariku nanti. Namun, aku yang sekarang
masih bagaikan anak kecil yang masih bersenang senang. Ini tahap aku yang
sedang menghabiskan ego. Menghabiskan sisa kesendirianku dengan berpetualangan,
mengikuti kegiatan sosial dan terlebih suka berdiskusi dengan teman, nongkrong
bareng bahkan nonton film bareng sama teman. Entah mungkin ini salah sagu cara
ku menghabiskan ego bersama teman teman. Aku masih dalam tahap menghabiskan
ego, menghabiskan semua keinginan ku sendiri.
Aku masih ingin backpacker
keliling kota datang kepulau
terpencilnya indonesia untuk mengajar dan mengabdikan sebagian waktu ku untuk
anak anak disana. Aku masih ingin menjadi seorang reporter yang 24jam waktunya
untuk membela masyarakat tertindas. Aku masih ingin menjadi seorang sutradara
dalam film pendek atau panjang yang nanti aku garap. Aku masih banyak memiliki
keingan yang rumit. Aku masih ingin melanjutkan sekolahku dinegeri orang. Aku
ingin membangun dan memajukan bangsa ini.
Setidaknya, aku harus bisa berjuang
dan membela hak hak kaum yang tertindas. Tetapi, disisi lain apakah engkau
ingin menerima ku menjadi istrimu? Seorang perempua yang masih punya banyak mimpi? Apakah engkau
ingin mewujudkan mimpiku bersama? Oh iya
apakah engkau bisa nerima ku yang masih keanak anakan ini. Aku hanya bisa menjalanin
semua proses ini sampai akhirnya Allah yang nentukan takdirku sebelum bersamamu
kelak. Aku yang mencoba menghabiskan ego sebelum aku menetapkan separuh hidupku
bersamamu. -senja-
Comments
Post a Comment