Belajar dari Film SENYAP (The Look of Silence)




Judul : SENYAP (The Look of Silence)
Durasi : 98 Menit
Tahun Produksi : 2014
Produser : Final Cut for Real
Sutradara : Joshua Oppehheimer
Film dokumenter ini bercerita mengenai seorang laki-laki yang mencari tahu pembunuh kakaknya. Empat puluh tahun lebih telah berlalu, Adi Rukun dan ibunya yang sudah lansia masih memendam kepedihan dari tragedi pembantaian massal tahun 1965 di Indonesia. Kakak Adi adalah salah seorang korban pembantaian di Sumatera Utara.

Bagian pertama ada cuplikan saat Adi bertanya kepada Mamak, “Bagaimana perasaan Mamak hidup dekat dengan pembunuh anak Mamak?” Mamak adalah saksi hidup penculikan dan pembantaian Ramli pada Peristiwa September 1965. Setelah disiksa, Ramli masih sempat pulang dengan usus terburai. Mamak ketakutan dan menyembunyikannya di dalam rumah. Keesokan pagi, beberapa tentara menjemput Ramli dengan mobil untuk “diobati”. Itulah terakhir kali Mamak melihat putranya.

Adi, yang tak lain adalah adik kandung Ramli, memutuskan untuk mengunjungi orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan anggota dan simpatisan PKI atau Gerwani. “Sebagai tukang kacamata, sehari-hari saya membantu orang lain untuk melihat dengan lebih terang. Saya punya harapan yang sama dengan film ini. Saya berharap bahwa saya juga membantu banyak orang melihat dengan terang apa yang sebenarnya terjadi dalam sejarah kelam kita yang selama ini dipalsukan atau setidaknya disembunyikan. Kami, keluarga korban, bukanlah orang jahat. Kami bukan hantu bahaya laten komunisme yang perlu ditakuti. Kami bukan hama yang perlu diberantas.” Salah satu pernyataan dak  Adi yang membuat kita semua bisa merasa bagaimana dia

Adi Rukun hanyalah satu dari sekian banyak orang yang keluarganya menjadi korban dalam peristiwa 1965. Dalam tanda tanya tentang kebenaran sejarah, ia terus menelusuri fakta dan mencari penjelasan atas kebrutalan yang dilakukan oleh para penjagal.
Visualisasi dalam film Senyap ini lebih memfokuskan bagaimana ekspresi saat Adi menemui para penjagal. Tidak hanya itu, dalam visual saat menggambarkan pembunuhan sangat terlihat jelas para pembunuh merasa tidak bersalah. Dalam film ini juga menceritakan seorang guru yang menjelaskan bahwa PKI itu kejam, tetapi pada dasarnya semua itu diputar balikkan. Kalau sekilas bertanya tentang siapa yang kejam ya jelas sekali di film ini penjagal lah yang kejam. Tidak punya rasa tanggung jawab terhadap korban nya. Bahkan saat itu, tidak bisa saya bayangkan ketika seorang pembunuh yang tinggalkan berdekatan.
Kalau dilihat dari film pertama yaitu Jagal terlihat lebih sadis dan dari sudut pandang pembunuh (penjagal). Di film pertama lebih terlihat jelas bagaimana penjagal mempraktekkan nya dibandingkan film senyap membuat kita dapat merasakan bagaimana kita ada di posisi Adi. Mamak pun yang selama ini tidak tahu bahwa salah satu sodaranya adalah orang yang menahan Adi saat ingin di bunuh. Namun, pada saat melakukan wawancara ada beberapa part yang membuat kita termenung dan seolah senyap itu alur yang dapat membawa kita kembali kepada keadaan Adi dan Mamak. Ayah Adi pun sudah tua yang mengaku umurnya 17 thn itu. Tetapi, semuanya  itu dinilai dapat membuat kita sadar akan beberapa kesalahan Pemerintah Orde Baru saat itu. Karena, tidak semua yang dijagal itu adalah orang yang bersalah.
Keren nya sutradara senyap dapat mengungkap semua nya dengan beberapa fakta yang nyata. Bahkan tak ada pembunuh yang merasa bersalah saat dia memperagakan adegan nya. Saat itu juga, terlihat rasa Amarah, kesal pada diri Adi. Yang mencoba tidak pernah menaruh sedikit dendam pada semua penjagal. Karena, ada saatnya kita harus diam sejenak merenungi semua nya. Jika terlihat membosankan iya, tetapi film yang mengajarkan kita untuk menerima kenyataan dan tidak terlihat sedikitpun dalam keluarga Mamak dan Adi menaruh dendam.






Comments

  1. makasih banyak buat informasinya gan,..benar2 sangat meanrik dan bermanfaat sekali gan..mantpa infonya gan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Analisa Program Sitkom "Tetangga Masa, Gitu?"

Style Cantik Saat Mendaki Gunung

Pelangi diujung Senja